MERENCANAKAN RUANG AUDIO-VIDEO

SYARAT RUANG AUDIO-VIDEO

Seperti apa saja desain interior audio visual (kalau ada beberapa contohnya)?
Dewasa ini penataan akustik pada ruangan mulai dirasa penting tidak hanya sekedar tampilannya saja yang bagus secara estetis. Ruang-ruang yang mulai mendapatkan perhatian antara lain ruang kuliah, rumah ibadah, ruang meeting, auditorium, dsb. Sedangkan ruangan yang umum sejak lama dirancang secara akustik seperti studio rekaman, bioskop, theater, studio radio, dsb. Belakangan ini bahkan di rumah tinggal pun dibuat ruang-ruang khusus yang dirancang secara akustik untuk dipergunakan dalam aktivitas khusus seperti home recording dan home theater


Umumnya ruang-ruang yang berkaitan dengan tata suara seperti :


Belakangan ini masyarakat mulai merasakan pentingnya penataan akustik interior juga pada ruang-ruang seperti:

Apa yang membedakan atau adakah beda desain interior audio visual di rumah dengan bioskop atau tempat karaoke-an, selain dari luas ruangannya?
Biasanya Interior di rumah lebih bersifat personal atau lebih mencerminkan karakter pemiliknya. Sedangkan bioskop ataupun tempat karaoke lebih bersifat universal karena sifatnya yang lebih public. Selain itu di rumah umumnya diciptakan suasana yang lebih nyaman, dan banyak menggunakan komponen-komponen interior yang lebih mewah. Yang lebih membedakan lagi adalah suasana kekeluargaan dan kondisi yang lebih terpelihara di rumah dibandingkan di tempat-tempat public.

Adakah pakem-pakem atau syarat-syarat tertentu dalam desain interior sebuah ruang audio visual? Atau memang bergantung pada selera masing-masing pemiliknya?
Pada prinsipnya dalam penataan audio video interior sama seperti penataan interior pada umumnya. Ada unsur penataan peletakan perabot, tema dan gaya, faktor kenyamanan dan keindahan dan elemen estetis. Hanya ada tambahan penataan akustik dalam ruang tertutup yang lebih dipertimbangkan faktor kenyamanannya pada pendengaran di telinga.
Tentu saja ada pakem-pakem atau syarat-syarat dalam menata akustik di dalam audio interior. Tapi lebih sifatnya pada perhitungan - perhitungan besaran ruang, kemiringan bidang, bentuk ruangan, penggunaan material / bahan yang dipakai. Selebihnya yang bersifat estetis lebih disesuaikan dengan keinginan atau selera pemiliknya masing-masing, selama hal itu memang masih memungkinkan diterapkan.
Masalah-masalah akustik (perambatan dan gelombang suara) di dalam ruangan tertutup lebih sulit dari pada ruangan terbuka, hal ini disebabkan ruangan tertutup memiliki keterbatasan area (panjang, lebar dan tinggi).
Dalam menata audio interior perlu dipertimbangkan sifat material / bahan yang dipergunakan pada komponen interior terhadap sifat suara. Permukaan yang keras seperti dinding bata, batu atau kaca memantulkan hampir semua gelombang suara yang jatuh padanya. Sedangkan bahan yang lembut dan berpori, termasuk juga badan manusia, menyerap sebagian besar gelombang suara yang jatuh padanya.
Pada penataan akustik yang baik menggunakan bahan-bahan dengan penyerapan bunyi yang tinggi, akan tetapi pantulan terhadap suara tetap dibutuhkan untuk menciptakan ambience agar tidak sampai terjadi dead room. Untuk beberapa ruang tertentu diperlukan penyebaran / difusi suara yang cukup dan merata, antara lain dengan pemakaian permukaan / tekstur bahan seperti relief batu, ukiran kayu, bahkan dengan susunan buku yang dibuat sengaja tidak beraturan. Ada pula yang menggunakan semacam panel akustik treatment atau lebih dikenal dengan sebutan diffusor yang lebih akurat dalam penghitungan pengaruh panjang gelombang terhadap frekwensi yang ditimbulkan, sehingga tidak terjadi penumpukan suara di frekwensi tertentu yang dapat menyebabkan feedback pada high frekwensi ataupun boomy pada low frekwensi.
Selain penggunaan bahan, bentuk dan ukuran ruangan sangat berpengaruh terhadap kualitas suara di dalamnya. Pada ruang-ruang yang diperuntukan untuk audience seperti home theater, control room, auditorium, dsb diusahakan menghindari posisi dinding parallel. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi gelombang bunyi yang saling bertabrakan saat dipantulkan oleh dinding tersebut sehingga menimbulkan echo / delay yang tidak diperlukan.

Andreas Laratsemi, M.Sn, HDII