MERENCANAKAN RUANG AUDIO-VIDEO

MERENCANAKAN RUANG AUDIO-VIDEO

Dalam tahap awal perencanaan audio interior, peran designer hampir sama seperti pada penanganan interior pada umumnya. Designer harus mengetahui betul aktivitas dan keinginan pemakai, juga cara kerja equipment yang dipergunakan atau yang akan di set up ke dalam system pada ruangan tersebut. Biasanya designer pun berangkat dari minat dan hobi serta didukung latar belakang pendidikan serta pengalaman di bidang interior, sehingga pemahaman akan kebutuhan owner lebih dapat diwujudkan. Problematika yang muncul biasanya terletak pada equipment, tema dan gaya, warna serta jenis material yang dipergunakan. Karena interior sendiri berkaitan dengan arsitektural dan hal-hal yang bersifat estetika. Beberapa pengguna jasa desainer tidak hanya mentreatment akustik yang benar pada ruangannya, akan tetapi juga mendesain ruangan tersebut seperti layaknya penataan interior pada umumnya. Pada awal pertemuan, umumnya pelanggan sudah memiliki seperangkat alat / equipments yang akan di set up ke dalam ruangan itu nantinya. Permasalahan yang muncul dalam hal ini antara lain seperti jumlah dan besaran equipments yang dipakai melebihi kapasitas ruangan, juga system pendinginan yang dibutuhkan equipment menimbulkan noise yang sangat mengganggu. Biasanya hal ini dipecahkan dengan cara meletakan alat-alat / equipments tersebut ke dalam satu ruangan khusus yang bisa dikontrol melalui ruangan utama dengan menggunakan patch bay ataupun wireless remote control. Apabila kebetulan equipments belum dibeli, hal ini dapat pula dikonsultasikan dengan desainer, baik secara kualitas, selera, ataupun modelnya. Apalagi bila desainer tersebut ternyata memiliki pengetahuan, pemahaman dan pengalaman mengenai equipments tersebut. Sehingga segala sesuatunya bisa menjadi pertimbangan yang matang.

Tema dan gaya yang umum diterapkan dalam penataan audio interior adalah tema modern dan gaya high tech, hal ini disebabkan umumnya equipment yang dipakai memiliki desain / tampilan dengan tema dan gaya tersebut. Sehingga secara otomatis equipment itu akan menjadi pendukung interior yang secara peletakan bisa di ekspos bila diterapkan dengan tema dan gaya tersebut. Sebaliknya tema-tema lain seperti klasik ataupun tradisional bisa bertabrakan dengan desain equipment yang ada di pasaran. Pemecahannya adalah dengan sebisa mungkin menyembunyikan equipment tersebut agar tidak begitu tampak dan bisa menyatu dengan interiornya. Warna sebenarnya terkait dengan tema dan gaya yang diterapkan, akan tetapi tidak jarang owner memiliki warna favorit yang harus ditampilkan dalam ruang tersebut. Permasalahannya kadang warna-warna tersebut tidak sesuai dengan penerapan tema dan gaya. Pemecahan permasalahan tersebut bisa dengan cara mengatur persentase penggunaan warna tersebut, atau bahkan memanfaatkan warna tersebut cukup sebagai aksen saja. Menentukan pemakaian material / bahan yang dipergunakan adalah hal yang sangat penting dalam perencanaan audio interior. Dikarenakan hal ini sangat mempengaruhi kualitas dan kenyamanan di dalamnya. Kemampuan akan ilmu pengetahuan bahan sangat menunjang dan diperlukan dalam penataan akustik. Tidak hanya sebatas pada pengetahuan nama-nama dan jenis-jenis bahan, akan tetapi pengetahuan akan sifat bahan, keuntungan dan kerugian, penerapan di lapangan, konstruksi pemasangan, ukuran bahan, kualitas, harga, finishing dan perawatan jangka panjang harus lebih menjadi perhatian dalam menentukan pemakaian bahan / material tadi. Hal lain yang juga menyangkut dalam pemilihan bahan adalah aktivitas pemakai di dalamnya, misalkan apakah ruang tersebut dipergunakan pula untuk berdansa, apakah pemilik adalah seorang perokok, apakah volume suara yang biasa digunakan memiliki level yang besar, dan sebagainya. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi hal ini, terutama pada ruangan-ruangan yang mengharuskan kekedapan suara yang lebih ditingkatkan. Faktor-faktor lingkungan seperti apakah ruangan tersebut bersebelahan dengan tetangga, ruang tidur, dsb. Apakah ruang tersebut terletak di kawasan padat atau memiliki tingkat kebisingan yang tinggi. Apakah ruang tersebut terdapat di lantai dasar, lantai atas, atau di basement.

Berdasarkan besaran ruang, aktivitas, fasilitas, tema dan jumlah equipments yang akan diterapkan, maka kita harus pula memikirkan model dan ukuran furniture yang akan diletakan pada ruang tersebut. Biasanya pada umumnya untuk kursi kerja / sofa banyak dipilih produk-produk yang sudah banyak terdapat di pasaran, baik di pasaran lokal maupun pemesanan langsung dari luar negeri. Akan tetapi tidak jarang sofa dibuat desain khusus dengan model dan upholstery yang sesuai dan disukai pemiliknya, baik ide kreasi sendiri maupun meniru dari desain-desain yang ada di buku ataupun majalah. Untuk rak equipment ada yang memang dijual di pasaran, akan tetapi biasanya madel dan warnanya tidak sesuai dengan penerapan desain interiornya. Untuk itu umumnya rak ini dibuat secara khusus dengan menggabungkan desain custom furniture dengan rak system yang dijual di pasaran. Biasanya spare parts ini bisa dipesan dan dibeli secara terpisah. Hal lain yang juga patut menjadi perhatian adalah hal-hal yang menyangkut detail pada desain yang kita terapkan. Kerapihan pada pekerjaan adalah syarat mutlak yang harus menjadi pertimbangan dalam melaksanakan pekerjaan suatu interior. Hal ini tidak hanya menjadi beban atau tanggungjawab kontraktor, tetapi desainer pun mutlak memikirkan pemecahan problematika pada hal-hal yang menyangkut detail pekerjaan pada desain yang direncanakan. Untuk itu sangat penting kerja sama yang baik dalam satu tim antara interior desainer, kontraktor, electrical engineer, sound designer dan pemilik. Ini dimaksudkan agar seluruh hasil pekerjaan dapat semaksimal mungkin sesuai dengan yang diharapkan. Antara lain layout peletakan perabot, perencanaan electrical sesuai kebutuhan dan pemakaian equipments yang direncanakan sejak awal, mulai dari lampu, pembagian fase, kebutuhan daya untuk equipments, peletakan power outlet dan AC, ini menyangkut instalasi kabel yang akan dipasang, sehingga tidak terdapat kabel-kabel yang berseliweran serta gangguan-gangguan yang mungkin saja terjadi akibat perencanaan yang kurang matang. Budget atau anggaran adalah hal yang harus secara terbuka disampaikan, baik oleh pemilik maupun penyedia jasa. Sehingga hal ini tidak sampai mengganggu jalannya perencanaan dan pekerjaan nantinya. Jangan pernah takut mengutarakan hal ini, karena hal ini merupakan salah satu problematika permasalahan yang menjadi bagian dari satu kesatuan desain / perencanaan interior. Kadang pelanggan takut menggunakan jasa desainer karena dirasa ini adalah hal yang bersifat mewah atau pemborosan. Padahal justru peran desainer tersebut tugasnya untuk memecahkan segala hal-hal permasalahan dalam desain agar segala sesuatunya dapat mencapai tahap maksimal sehingga terhindar dari pemborosan serta hal-hal yang tidak berguna dan sia-sia.

Andreas Laratsemi, M.Sn, HDII