TEKNIK PEMILIHAN WARNA

TEKNIK PEMILIHAN WARNA

Sebagai salah satu unsur elemen estetis yang sangat dominan dan begitu besar pengaruhnya dalam penataan tata ruang dalam / interior adalah warna. Baik secara kesan yang ingin diciptakan, suasana yang diinginkan, warna juga sangat berpengaruh secara psikologis terhadap orang-orang yang berada di dalam ruangan tersebut. Faktor warna di dalam interior tidak hanya dalam pemilihan cat pada dinding, akan tetapi juga terhadap unsur-unsur lain, baik material bangunan seprti lantai dan plafon, juga komponen interior dan elemen estetis lainnya.
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dan pahami dalam pemilihan warna, antara lain pengetahuan mengenai teori warna, menganalisa warna dari berbagai faktor dan pendekatan secara psikologis.

Yang dimaksud pengetahuan atau pemahaman kita terhadap teori warna, cukup lebih terfokus kepada hal-hal yang bersifat prinsip saja. Ini dimaksudkan agar lebih memudahkan kita dalam memilih beberapa warna untuk dijadikan satu kombinasi warna yang cocok. Sebagai contoh adalah pengetahuan mengenai unsur warna yang terdiri dari warna primer yaitu merah, kuning dan biru juga warna sekunder yang mengandung unsur campuran warna primer di atas yaitu jingga, ungu dan hijau. Unsur warna primer dan sekunder tersebut yang dipastikan kandungannya hadir dalam setiap campuran warna, kecuali ada beberapa warna khusus yang memanfaatkan unsur kimia tertentu sehingga menghasilkan warna yang lebih dekoratif. Selain hal tersebut, unsur gelap dan terang sebuah warna juga dipengaruhi oleh unsur warna hitam dan putih di dalam campurannya. Dengan pemahaman kita dalam mengetahui unsur-unsur warna yang ada di dalam sebuah warna, kita bisa memadukan kombinasi warna tersebut dengan turunan dari warna tersebut maupun dari unsur warna yang terkandung di dalamnya. Selain itu untuk mendapatkan jenis kombinasi warna-warna yang harmonis seperti kombinasi warna komplimenter , Analogus, dan sebagainya bisa kita dapatkan melalui “Colour Compass”. Kadang kita diharuskan mempertimbangkan warna cat dinding yang cocok masuk ke dalam warna-warna dominan yang sudah ada pada warna lantai, komponen interior , accessories dan elemen estetis lainnya. Kombinasi warna bisa pula secara praktis kita lakukan dengan cara mengikuti panduan yang ada pada buku-buku “Colour Guide” yang umum dijual di pasaran.
Dengan menganalisa warna dari berbagai factor, membuat paduan kombinasi warna yang kita ciptakan sesuai dengan suasana dan nuansa yang diinginkan. Dalam menentukan kombinasi warna kita juga perlu menganalisa warna berdasarkan tema dan gaya perancangan interior. Atau juga kita menganalisa warna berdasarkan umur, jenis kelamin, dan profesi serta kepribadian dari si pemakai ruangan tersebut. Untuk ruang-ruang publik kita bisa menganalisa warna berdasarkan fungsi ruangan dan rata-rata usia ataupun profesi pengunjung yang datang ke ruang tersebut. .

Terakhir yang perlu menjadi pertimbangan adalah pendekatan secara psikologis, bagaimana warna-warna tersebut berpengaruh terhadap suasana hati, perilaku, kinerja, dan hal-hal yang lebih bersifat rasa. Suasana tertentu bisa dihadirkan melalui pemilihan dan permainan kombinasi warna. Warna-warna yang hangat seperti jingga, kuning dan warna-warna turunannya, juga warna-warna yang dingin seperti biru, hijau, juga beserta warna-warna turunannya. Pendekatan psikologis juga harus mempertimbangkan fungsi ruangan, seperti ruang tidur yang harus menghadirkan suasana rileks karena lebih diperuntukan untuk beristirahat. Beda halnya dengan ruang kerja yang harus menghadirkan suasana yang bisa membangkitkan semangat dan ide-ide kreatif. Pendekatan juga bisa dengan mempertimbangkan umur / usia pemakai ruangan tersebut, seperti ruangan bermain anak-anak yang harus dibuat agar bisa merangsang perkembangan otak anak-anak melalui warna-warna yang dihadirkan.
Tidak semua pertimbangan tersebut di atas harus diterapkan dalam setiap pemilihan warna, cukup beberapa hal saja yang sesuai dengan kebutuhan kita. Ada pula beberapa hal yang juga masuk ke dalam pertimbangan-pertimbangan khusus, seperti “Corporate Identity”, “Feng Sui”, warna-warna tradisi, dan sebagainya. Tinggal bagaimana kita bisa mencermati pemilihan warna-warna tersebut berdasarkan kondisi dan situasi yang ada.

Andreas Laratsemi, M.Sn, HDII